Marina Bay
Spidol + Buku Catatan
Sudah setahun lalu, saya berkunjung ke Singapura. Bersih, rapi, dan otomatis. Penduduknya berjalan dengan cepat di stasiun, dengan headset tertancap dalam di telinga, mata tertempel di layar iPhone. Mereka seperti kereta diatas rel, mengikuti jalur tanpa melihat, berpapasan satu sama lain tanpa menabrak, dan cepat-cepat.
Saya berada di tengah arus manusia modern.
Tapi ya itu bukan berarti Singapura buruk, kok. Arsitekturnya, pedestriannya, kotanya, semua bagus, semua rapi. Bangunan disana tinggi-tinggi, tidak seperti di Bali. Saya capai mendongak-dongak. Dan bangunan diatas, itu kalau tidak salah, museum berbentuk teratai, atau tandan pisang. Sayang sekali belum sempat masuk.
Yah, mungkin lain kali.