Monday, November 26, 2012

Water Kinetic Park - Ikatan Dengan Sungai - UNS Archevent 2012


Peringkat 3.
Tim: Ardho Ghufron U, Gata G Mahardika, Hanief P Wicaksana


Sangat bersyukur, bisa masuk 5 besar, karena ini sebenarnya dibuat dengan waktu yang sangat mepet. Kita mulai bekerja jam 12 siang, setelah display studio, dan dikumpul 23.45, dimana kita masih juga kalang kabut karena lupa menaruh dimensi ukuran modulnya.

Kami kurang tidur, saat itu.

Desain berupa modul-modul mengambang, mengikuti ketinggian air. 
Kombinasi deck kayu, drum bekas, dan rangka bambu.
Dimana warga bisa menyusun modul ini sesuai kebutuhan mereka.

Mendefinisikan diri mereka sendiri.



Kita ingin desain yang lebih bisa 'dipermainkan'. Karena itu, kita memproposalkan sebuah taman apung yang bisa bergerak kanan-kiri maju-mundur putar-putar oleh air. Semakin keras aliran airnya, makin seru juga modul bergoyang. Dimana dengan begitu, modul ini akan 'terikat' dengan aliran air sungai.


Meski belum juara, peringkat tiga tentu menggembirakan. 

Banyak hal yang bisa dipelajari dari sini, waktu pengerjaan, perjalanan ke Solo, terutama presentasi yang sangat berkesan. Terimakasih buat dewan juri atas kritik dan masukannya, bapak Budi Pradono, bapak Yu Sing, dan bapak Paulus Mintarga.

Semoga ada kesempatan presentasi lain.
Saya akan kembali: lebih pintar, lebih kuat.

Saturday, November 10, 2012

Topi Onthel Jogja - Kritik Arsitektur


Entah bagaimana, kuliah teori arsitektur terbawa ke arah yang tidak terduga.
Minggu lalu, kita mengkritik bangunan dengan bebas, interpretatif.

Minggu ini? Festival Topi.

Kita diminta membuat topi yang mempromosikan Jogja 
(Sedengar anggota kelompok kami. Ada yang orang lain yang bilang harus 'Arsitektur Jogja', tapi ya toh sudah lewat..). Ide pertama: Onthel, ya sudah, langsung dibuat. Ada juga ide lain, berupa sketsa-sketsa, tapi belum difoto sudah dikumpul.

Ini agak membanggakan ya, semua kita buat dari hasil memulung.
Itu tutup kepala yang dari bambu, bekas dari suvenir bentuk laba-laba.
Sungutnya kita jadikan stang sepeda, dan pegangannya kita buat dari sedotan bekas.

Terus lampu sepedanya kita buat dari senter bekas, kita ikat di tutup kepala yang tadi dengan kabel audio video bekas, nemu di belakang tv.

Sepeda harus punya sadel dong?
Kita buat dari busa bekas, bahan sisa-sisa saat membuat maket, kita bentuk persis sadel.
sisanya, kardus-kardus bekas kita potong-potong untuk detail khususnya.

Lalu untuk meninggikan sadel busanya kita pakai tutup botol bekas teh kotak.
Dan jadilah Topi Onthel. Dengan biaya Rp 0-.

Masih banyak lagi topi yang lain, yang bagus dari kelompok lain. 
Semuanya mempromosikan Jogja. Ada topi gunungan, becak, keraton, dan lain-lain. 
Kadang kuliah kita memang tidak terduga, tapi nikmatilah.

Ini bisa dibuat di rumah kok, hehe.

Cobalah.

Share