Tuesday, July 17, 2012

Sketsa Singapura


Marina Bay

Spidol + Buku Catatan


Sudah setahun lalu, saya berkunjung ke Singapura. Bersih, rapi, dan otomatis. Penduduknya berjalan dengan cepat di stasiun, dengan headset tertancap dalam di telinga, mata tertempel di layar iPhone. Mereka seperti kereta diatas rel, mengikuti jalur tanpa melihat, berpapasan satu sama lain tanpa menabrak, dan cepat-cepat.

Saya berada di tengah arus manusia modern.

Tapi ya itu bukan berarti Singapura buruk, kok. Arsitekturnya, pedestriannya, kotanya, semua bagus,  semua rapi. Bangunan disana tinggi-tinggi, tidak seperti di Bali. Saya capai mendongak-dongak. Dan bangunan diatas, itu kalau tidak salah, museum berbentuk teratai, atau tandan pisang. Sayang sekali belum sempat masuk.

Yah, mungkin lain kali.

Old Sketch, New Post


Gerbang Beringharjo

Pensil + Kertas Bekas

Sunday, July 8, 2012

Alir Arsitektur

Norman Foster

Pensil + Kertas



Sejak masuk ke dunia arsitektur, mata saya menjadi lebih sensitif. Mata saya, bisa dibilang menjadi lebih judgemental terhadap banyak hal: mata saya senang menilai. Terutama di bisang arsitektur. Entah itu masalah warna, komposisi, proporsi, atau bahkan pemilihan pohon dan jendela bangunan.

Itu jelek. Ini buruk. Itu norak. Ini bagus. 

Itu bukan sesuatu yang buruk, tampaknya. Bahkan itu membuat saya lebih peka, cenderung berubah selera, mungkin. Saya menjadi lebih perhatian kepada benda mati. Saya dahulu sangat suka melihat bangunan yang ikonik, megah, sekarang menjadi suka juga dengan bangunan yang rendah hati, non finishing, sederhana. Saya menjadi terbuka dengan konsep kedaerahan yang ada, adat lokal, kepercayaan lokal.

Penyembahan Tuhan, adat istiadat, tradisi.

Saya, dan teman-teman saya dibesarkan di lingkungan yang gawat, dimana energi menjadi sebuah isu penting. Sustainable, green, friendly, recycle. Bah! Saya sejatinya bosan, setiap hari disuapi dengan hal yang sama. Kadang ini membuat kami terpaku dalam mendesain: tritisan panjang, tanaman dimana-mana, floor ratio, recycle.. Semua menyanyikan lagu yang sama.

Bagaimana jika dalam Indonesian Idol, setiap peserta diminta membawa lagu yang sama, katakanlah "Enter Sandman" - Metallica, setiap minggu? Penonton akan bosan, juri akan bosan, dan mungkin Regina batal jadi juara, Yoda akan maju terus sampai final. Regina, atau Sean, mungkin akan terlihat jelek. Tapi bukannya salah satu dari mereka menerima beasiswa musik? Poin yang penting adalah, tidak semua orang cocok dengan pendekatan yang sama, Sean, mungkin tidak akan cocok membawa lagu metal, dan Yoda tidak akan bagus menyanyi swing.

Kalau ada arsitek hemat energi, akan ada juga yang arsitek yang karyanya monumental, ada yang struktural, dan sebagainya. Tidak semua menjadi Ken Yeang, kita bisa memilih Calatrava, Ando, atau Koolhaas. Semua punya alirannya.

Hanya saja, masalahnya cuma satu: kita mau mengalir dimana? 

Saya tidak tahu.

Sunday, July 1, 2012

Bunglon dan Kopi


Hidup ramah lingkungan, berarti mengurangi hal-hal yang berakibat buruk pada lingkungan. Kadang orang menganggapnya mengurangi kualitas hidup, seperti tidak bepergian jauh (karena memakai bensin), tidak, tidak memakai kresek (karena masa hancurnya lama), tidak ini, tidak itu, dan sebagainya, dan sebagainya. Indonesia sendiri sudah punya cara sendiri kok, dengan isu ramah lingkungan, seperti pemadaman listrik-tanpa-sebab oleh PLN (njegleg).

Ah, tapi siapa bilang bersenang-senang sambil ramah-tamah dengan lingkungan itu tidak bisa? Kadang kita juga bisa, ramah-tamah dengan bumi sambil ngopi dengan teman-teman. Gambar diatas itu pun cuma ampas kopi kok, bagian dari usaha saya mengurangi kertas dan penebangan pohon untuk membuat pensil.

Memang seniman itu harusnya seperti bunglon ya, bermimikri, menyamar, mencari kesempatan, menyesuaikan tempatnya berada dan sabar... Jadi begini, kalau dunia memberimu jeruk, buatlah jus jeruk. Tapi kalau dunia memberimu ampas kopi.. Ya saya buatlah lukisan ampas kopi. Siapa tahu pegawai yang membereskan meja cukup awas dan melihat ini, lalu dipajang di dinding warungnya.

Hitung-hitung hemat air untuk cuci piring, ya..

Secangkir Bunglon

Ampas Kopi + Garpu + Jari + Piring 

Semua Perlu Superhero


Steel Exoskeleton

Pen + Paper

Share