Sunday, December 16, 2012

Wajah Indonesia - Sayembara Ruang Luar Plaza Indonesia - IAI Jakarta


Peringkat 2.
Tim: Hanief Wicaksana, Sandhika Adlisia, Fitriana Uli, Eka Kristalina

Saya ucapkan terimakasih, untuk anggota tim, untuk teman-teman 2009 lainnya, kakak-kakak dan adik angkatan untuk inspirasi dan dukungannya, pak Agus Hariyadi atas bimbingannya, dewan juri: pak Budi Pradono, pak Nirwono Yoga, pak Sonny Sutanto, pak Herman Benjamin, dan teman-teman universitas lain yang saya temui saat presentasi. 

Saya bangga, berkorsa merah saat presentasi.



Wajah Indonesia, setelah kami diskusikan, ada tiga yang layak diperlihatkan:
Wajah keberagaman, wajah perjuangan, dan wajah kejayaan.



Apa simbol kehebatan, kejayaan, dan kebesaran negara kita?

Sculpture, dari bentukan sayap Garuda, berada di area utama, yang menghadap Bundaran HI. 
Garuda kita ambil sebagai sumber inspirasi karena kesaktiannya, kegagahannya.



Bagaimana membuat sesuatu yang ikonik tanpa terkesan menyaingi Bundaran HI?
Kami membuat sebuah bentukan yang membingkai, menambah nilai ruang Plaza Indonesia yang 'dipunggungi', dan mampu menaungi aktivitas temporer.


Bagaimana menampilkan wajah pejuang dalam satu dinding?
Kami mengajukan dinding sejarah, dengan beragam relief, yang diukirkan wajah pahlawan dan kronologi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Inspirasi kami adalah Borobudur, candi terbesar kita dengan dinding yang bisa bercerita.



Bagaimana memasukkan keberagaman dalam satu jalan?
Kami mengusulkan adanya beberapa detail ukiran dan pola kedaerahan dimasukkan dalam furnitur jalanan yang kami desain.


Zamrud khatulistiwa, dan obor para pejuang.

Kami membuat sebuah kanopi uap, sebagai penyejuk saat panas, dan bisa diartikan bermacam-macam saat malam hari. Saat uap berwarna hijau, akan seperti rimbunan pohon di hutan, di saat merah, bergelora bagai nyala api.


Untuk taman, dan area hijauannya, kami mengusulkan warna bebungaan merah dan putih. Serta penggunaan pavement yang berpori, serta penanaman beberapa sumur peresapan untuk antisipasi becek air hujan.

Saya rasa eksekusi desain kami masih kurang di beberapa aspek, terutama tentang lingkungan.
Tapi saya tetap merasa puas.

Semoga besok lebih baik.

Saya masih lapar.

Akhir kata: apa anda cukup jeli, melihat Dian Sastro dalam beberapa gambar diatas?
Hahaha.

Share